google-site-verification=ZmMQjNJaafwUyB4tCOuIr-ULeAPr_l_bz-JGQBYe-k4 Membaca Bayang bayang Krisis Global: Kegagalan Kapitalisme sebagai sistem yang mensejahterakan.

Membaca Bayang bayang Krisis Global: Kegagalan Kapitalisme sebagai sistem yang mensejahterakan.

     

    Krisis Warning

    ANALISIS KEMUNGKINAN

    Dunia sedang mengalami krisis ekonomi berulang. Banyak orang bilang, ini bukti kalau sistem kapitalisme global gagal. Kapitalisme, sistem ekonomi yang bebas dan mengejar untung sebesar-besarnya, ternyata punya banyak masalah yang bikin krisis parah. Mari kita lihat kenapa krisis global ini bisa dibilang tanda kegagalan kapitalisme.

    Krisis Rumah Murah AS (Subprime Mortgage): Sistem Keuangan Kapitalis Jebol Krisis ekonomi global tahun 2008 di Amerika Serikat adalah contoh nyata kegagalan kapitalisme. Semuanya mulai dari masalah kredit rumah murah (subprime mortgage). Bank kasih pinjaman ke banyak orang yang sebenarnya susah bayar. Pas banyak yang gagal bayar, bank-bank besar bangkrut dan sistem keuangan hancur berantakan. Ini menunjukkan kalau kapitalisme terlalu bebas, banyak spekulasi, dan kurang pengawasan, jadi gampang kena krisis besar. Pengusaha cuma mikirin untung cepat tanpa peduli dampak jangka panjang buat ekonomi dunia.


    "Dalam panggung besar kapitalisme, krisis ekonomi global adalah bintang utama yang memperlihatkan betapa cemerlangnya kegagalan terencana—selamat datang di era keganjilan finansial."

    Spekulasi Uang: Penyakit Bawaan Kapitalisme Salah satu penyebab utama krisis dunia adalah orang-orang yang suka spekulasi uang. Dalam kapitalisme, uang bukan cuma buat alat tukar, tapi juga buat dispekulasikan biar untung banyak tanpa bikin barang atau jasa yang berguna. Contohnya kayak makin banyak transaksi derivatif dan alat keuangan aneh-aneh yang orang biasa susah ngerti. Spekulasi gini bikin gelembung ekonomi, yang akhirnya pecah dan merugikan banyak negara. Krisis ini bukti kalau kapitalisme gak bisa kendalikan dirinya sendiri, jadi butuh pemerintah buat turun tangan biar gak kolaps total. Pemerintah Amerika Serikat bahkan harus kasih dana talangan (bailout) ke bank-bank biar gak makin parah.

    Ketidakadilan Sosial: Akibat Langsung Kapitalisme Selain masalah uang, kapitalisme juga bikin ketidakadilan sosial makin parah. Krisis global bikin jurang kaya dan miskin melebar, yang paling susah ya rakyat kecil. UMKM dan bisnis kecil yang jadi tulang punggung ekonomi di banyak negara berkembang ikut kena imbasnya. Ini bukti kapitalisme gagal bagi-bagi sumber daya dengan adil. Akibatnya, rakyat biasa yang gak ikut-ikutan spekulasi malah yang nanggung akibatnya.

    Amerika Serikat Kehilangan Kekuatan: Tanda Kapitalisme Global Gagal Krisis global juga bikin perubahan besar di politik dunia. Amerika Serikat, yang dulu paling berkuasa, jadi melemah pengaruhnya gara-gara krisis ini. Sebagai pusat kapitalisme global, kegagalan Amerika Serikat mengatasi krisis nunjukkin kelemahan besar dari model kapitalisme yang mereka pakai. Krisis ini juga bikin negara-negara lain, terutama di Asia, cari model ekonomi lain yang lebih adil dan berkelanjutan.

    .

    "Ketika kapitalisme beradu dengan realitas, krisis ekonomi global adalah lagu kebangsaan yang merdu—dengan lirik kegagalan yang tak terelakkan."




    Dampak Krisis Global terhadap Gerakan Buruh


    Krisis global memiliki dampak signifikan terhadap gerakan buruh, salah satu aspek utama yang dirasakan adalah meningkatnya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan ketidakpastian dalam dunia kerja. Berikut adalah beberapa dampak krisis global bagi gerakan buruh beserta data statistik PHK serta isu penegakan hukum ketenagakerjaan:


    Peningkatan Angka PHK


    Krisis global sering kali menyebabkan perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya dengan cara memangkas tenaga kerja. Contohnya, selama pandemi Covid-19, yang juga dianggap sebagai krisis global, tercatat ada 383.645 pekerja formal yang mengalami PHK dari Maret hingga Juli 2020. Selain itu, pada periode Januari-Juni 2023, Kemnaker mencatat bahwa sebanyak 26.400 orang telah ter-PHK dari 26 provinsi yang melaporkan data 10.


    Reduksi Upah dan Tunjangan

    Selain PHK, beberapa perusahaan menggunakan situasi krisis global sebagai alasan untuk memotong upah atau menunda pembayaran tunjangan kepada pekerja. Aliansi serikat buruh di industri tekstil, sepatu, dan kulit pernah menyatakan bahwa krisis global hanya menjadi dalih bagi pemerintah dan pengusaha untuk memotong upah pekerja .


    Penurunan Kesempatan Kerja

    Krisis global juga berdampak pada berkurangnya lapangan kerja baru, terutama di sektor-sektor yang sangat rentan seperti manufaktur (tekstil, kulit, alas kaki), kayu, produk kayu, serta perdagangan, hotel, dan restoran 5. Hal ini membuat para pekerja, terutama mereka yang baru saja kehilangan pekerjaan, kesulitan mencari pekerjaan baru.


    Data Statistik PHK


    Data Tahun 2020 : Seperti disebutkan sebelumnya, selama pandemi Covid-19 antara Maret hingga Juli 2020, terdapat 383.645 pekerja formal yang mengalami PHK .


    Data Tahun 2023 : Pada periode Januari-Juni 2023, Kemnaker mencatat 26.400 orang telah ter-PHK dari 26 provinsi yang melaporkan data 10.


    Penegakan Hukum Ketenagakerjaan


    Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja yang Di-PHK

    Perlindungan hukum terhadap pekerja yang di-PHK akibat pandemi atau krisis global menjadi isu penting. Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), per 8 Mei 2020, banyak pekerja yang tidak hanya di-PHK tetapi juga dirumahkan tanpa jaminan hak-hak mereka sepenuhnya terpenuhi.


    Kebijakan Ketenagakerjaan


    Krisis global yang terjadi beberapa tahun terakhir adalah bukti nyata kalau kapitalisme global gagal sebagai sistem ekonomi. Mulai dari krisis rumah murah sampai spekulasi uang yang liar, kapitalisme punya banyak masalah mendasar yang bikin rentan krisis besar. Ketidakadilan sosial dan masalah politik dunia akibat krisis ini juga menunjukkan kapitalisme gak bisa bikin dunia yang adil. 

    Untuk mengatasi tantangan besar seperti PHK massal, serikat pekerja harus mendorong pemerintah meng-optimalisasi kebijakan ketenagakerjaan agar dapat memberikan perlindungan lebih baik kepada pekerja yang terkena dampak negatif dari krisis global . Namun, implementasi kebijakan ini sering kali dihadapkan dengan kendala seperti kurangnya penegakan hukum yang tegas dan adanya praktik diskriminatif oleh beberapa perusahaan terhadap pekerjanya.


    Dengan demikian, krisis global tidak hanya berdampak langsung pada ekonomi makro suatu negara tetapi juga menimbulkan konsekuensi serius bagi dunia ketenagakerjaan, termasuk meningkatnya jumlah PHK, reduksi upah, serta perlunya penegakan hukum yang lebih kuat dalam melindungi hak-hak pekerja.


    "Dalam narasi besar kapitalisme, krisis ekonomi global adalah bab terakhir yang penuh sarkasme—membuktikan bahwa kegagalan bukan sekadar kemungkinan, tetapi sebuah keharusan


    APA PERAN SERIKAT PEKERJA?


    Serikat buruh dapat mengambil beberapa tindakan konkret untuk melindungi pekerja selama krisis ekonomi. Berikut adalah beberapa solusi yang bisa dijalankan:


    Mendorong Kebijakan Jaminan Sosial : Serikat buruh bisa mendorong pemerintah agar semua pekerja, termasuk mereka yang berstatus kemitraan dan informal, diwajibkan untuk bergabung dalam program jaminan sosial seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), sehingga para pekerja memiliki perlindungan lebih baik terhadap risiko kerja .


    Optimalisasi Kebijakan Ketenagakerjaan : Dengan bekerja sama dengan pemerintah, serikat pekerja dapat membantu dalam optimalisasi kebijakan ketenagakerjaan untuk mengatasi dampak dari krisis ekonomi. Ini mencakup peninjauan ulang regulasi yang ada dan memastikan bahwa hak-hak pekerja dilindungi tanpa mengabaikan kebutuhan perusahaan untuk tetap beroperasi secara efisien.


    Kerjasama dengan Perusahaan : Dalam menghadapi situasi krisis, serikat buruh dapat menunjukkan pentingnya kerjasama dengan perusahaan untuk melindungi keselamatan, kesehatan, serta kesejahteraan pekerja. Melalui komitmen bersama, serikat buruh dapat bekerja sama dengan pengusaha untuk mempertahankan lapangan kerja dan menjamin kondisi kerja yang aman akan tetapi tetap membantu di sisi lain Perusahaan agar tidak “terganggu oleh situasi krisis”.


    Advokasi untuk Upah Layak : Mengingat tingginya inflasi yang sering kali menyertai krisis ekonomi, serikat buruh harus aktif dalam advokasi untuk memperjuangkan upah yang layak bagi para pekerja. Hal ini penting agar daya beli pekerja tidak tergerus oleh kenaikan harga barang dan jasa .


    Pendidikan dan Pelatihan : Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggotanya agar dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi atau metode kerja baru yang mungkin diperkenalkan oleh perusahaan sebagai respons terhadap krisis. Dalam diskusi dengan serikat buruh di Indonesia, sudah mulai terlihat adopsi teknologi digital dalam manajemen administrasi, yang bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pekerja 

    .

    Meningkatkan Kesadaran Hukum : Membantu pekerja memahami hak-hak mereka sesuai dengan hukum nasional dan internasional, seperti pedoman dari International Labour Organization (ILO), yang memberikan rekomendasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan melindungi pekerja selama situasi darurat (termasuk situasi krisis ekonomi) 

    .

    Melalui langkah-langkah ini, serikat buruh dapat memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan antara hak pekerja dan kebutuhan perusahaan, serta memastikan bahwa pekerja mendapatkan perlindungan yang cukup selama masa krisis.



    Berikut adalah ringkasan krisis ekonomi global dalam 10 tahun terakhir dan dampaknya terhadap ketenagakerjaan:

    Tahun

    Krisis Ekonomi Global

    Dampak pada Ketenagakerjaan

    2015

    Penurunan Harga Komoditas

    Penurunan tajam harga minyak dan komoditas lainnya menyebabkan kontraksi ekonomi di negara-negara pengekspor komoditas.

    Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

    Negara-negara pengekspor komoditas mengalami peningkatan PHK di sektor terkait akibat penurunan pendapatan.

    2016

    Kegelisahan Pasar Finansial

    Ketidakpastian politik global, termasuk Brexit, menyebabkan volatilitas pasar finansial.

    Penurunan Perekrutan

    Perusahaan menunda perekrutan baru karena ketidakpastian ekonomi.

    2017

    Krisis Utang di Beberapa Negara Berkembang

    Peningkatan utang dan ketergantungan pada pinjaman luar negeri menyebabkan krisis di beberapa negara berkembang.

    Pengurangan Tenaga Kerja

    Pemerintah dan perusahaan melakukan penghematan, termasuk pengurangan tenaga kerja.

    2018

    Perang Dagang AS-Tiongkok

    Pengenaan tarif dan hambatan perdagangan antara AS dan Tiongkok mengganggu rantai pasokan global.

    Penutupan Pabrik

    Beberapa pabrik ditutup atau dipindahkan, menyebabkan kehilangan pekerjaan di sektor manufaktur.

    2019

    Perlambatan Ekonomi Global

    Perlambatan pertumbuhan ekonomi di banyak negara maju dan berkembang.

    Peningkatan Pengangguran

    Peningkatan jumlah pengangguran akibat penurunan aktivitas ekonomi.

    2020

    Pandemi COVID-19

    Pandemi global menyebabkan resesi ekonomi terbesar sejak Depresi Besar.

    PHK Massal dan Pengangguran

    Jutaan orang kehilangan pekerjaan akibat penutupan bisnis dan pengurangan tenaga kerja.

    2021

    Pemulihan Ekonomi yang Tidak Merata

    Pemulihan ekonomi yang berbeda-beda di berbagai negara menyebabkan ketidakstabilan pasar tenaga kerja.

    Ketimpangan Ketenagakerjaan

    Beberapa sektor pulih dengan cepat, sementara sektor lain masih mengalami kesulitan, menyebabkan ketimpangan dalam ketenagakerjaan.

    2022

    Krisis Energi Global

    Kenaikan harga energi akibat konflik geopolitik dan gangguan pasokan.

    Penutupan Industri Energi-Intensif

    Industri yang bergantung pada energi tinggi mengalami kesulitan, menyebabkan PHK.

    2023

    Inflasi Global

    Peningkatan inflasi di banyak negara menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.

    Stagnasi Upah

    Upah tidak meningkat seiring dengan inflasi, menyebabkan penurunan kesejahteraan pekerja.

    2024

    Krisis Rantai Pasokan

    Gangguan berkelanjutan dalam rantai pasokan global akibat berbagai faktor, termasuk bencana alam dan ketegangan geopolitik.

    Kekurangan Tenaga Kerja

    Beberapa industri mengalami kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan tenaga kerja, sementara yang lain melakukan PHK karena kekurangan bahan baku.


    Sumber : 

    1. Mediakeuangan kemenkeu disni
    2. ILO Krisis Ketenagakerjaan masih jauh dari usai disini

    Tim Advokasi & Tim Pendidikan FSP FARKES-R
    Olah Kata : Ilyas Husein
    Animasi Data : Tim Litbang FSP  FARKES-R
    Design Prompt : Ilyas Husein






    Posting Komentar

    0 Komentar